MENGELOLA KELAS INKLUSI UNTUK PEMBELAJARAN YANG RAMAH

MENGELOLA KELAS INKLUSI UNTUK PEMBELAJARAN YANG RAMAH

1.                Pengertian Kelas Inklusi

Inklusi merupakan istilah dalam dunia pendidikan yang menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus ke dalam program–program sekolah reguler. Istilah inklusi juga dapat diartikan sebagai penerimaan anak-anak berkebutuhan  khusus  ke dalam kurikulum, lingkungan, interaksi sosial, dan konsep diri sekolah, sehingga anak-anak berkebutuhan khusus dapat terlibat langsung dalam kehidupan sekolah yang menyeluruh (Smith, 2014).

 

2.                    Tujuan Kelas Inklusi

Secara umum pendidikan inklusi diselenggarakan dengan tujuan:

a.               Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak (termasuk anak berkebutuhan khusus) mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya.

b.              Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar.

c.                Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah.

d.              Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif, serta ramah terhadap pembelajaran.

3.                Manfaat Kelas Inklusi

Layanan pendidikan inklusi membantu untuk memastikan bahwa anak-anak dengan dan tanpa mengalami hambatan dapat tumbuh hidup dan tumbuh bersama. Semua anak, keluarga, dan masyarakat mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusi. Karena kelas inklusi memiliki manfaat untuk peserta didik (siswa), guru, orang tua, keluarga, masyarakat, serta pemerintah.

4.                Pentingnya Kelas Inklusi

Berikut merupakan beberapa alasan pendidikan mengapa inklusi penting, diantaranya

a.               Pendidikan inklusi mempunyai banyak manfaat

b.              Anak berkelainan/berkebutuhan pendidikan khusus akan lebih berprestasi jika mereka belajar bersama dengan anak-anak pada umumnya di sekolah inklusi, dan tidak ada label


bagi anak berkelainan/berkebutuhan pendidikan khusus sebagai anak cacat yang tidak mampu melakukan kegiatan belajar; tetapi mereka juga diakui keberadaan dan prestasinya.

c.                Semua anak, baik cacat maupun tidak mempunyai hak yang sama untuk belajar bersama- sama dengan anak yang lain.

d.              Tidak ada alasan yang mendasar untuk memisah-misahkan anak dalam pendidikan

e.                Penelitian menunjukkan bahwa anak cenderung menunjukkan hasil yang baik secara akademik dan sosial bila mereka berada pada setting kebersamaan.

f.                Semua  anak  membutuhkan   pendidikan  yang  dapat mengembangkan hubungan    antar mereka dan mempersiapkan untuk hidup dalam masyarakatnya

g.               Setiap anak berhak hidup  dalam dunia  aslinya.

h.              Setiap anak akan menjadi dewasa, saat dewasa ia akan hidup dengan masyarakat yang sangat beragam

i.                 Pendidikan inklusi merupakan sarana belajar paling cocok untuk semua anak dalam hal

adaptasi dan sosialisasi.

5.                Cara atau Strategi Mengelola Kelas Inklusi untuk Pembelajaran Yang Ramah dan Menyenangkan

Beberapa cara meningkatkan pembelajaran yang ramah dan aktif dalam pembelajaran inklusi

adalah dengan adanya Perencanaan , Persiapan ,Mengumpulkan sumber daya  , Menghubungkan pembelajaran pada kegiatan , Menghubungkan pembelajaran  kepada  satu sama lain , Membimbing dan Mengamati dan Fokuskan pada partisipasi

6.                Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusi

Prinsip pendidik inklusi yaitu Prinsip pemerataan dan peningkatan mutu, Prinsip keberagaman, Prinsip kebermaknaan, Prinsip keberlanjutan, Prinsip keterlibatan

7.                Komponen Pendidikan Inklusi

Komponen pendidikan inklusi yaitu Manajemen Kesiswaan, Manajemen  Kurikulum, Manajemen Tenaga Pendidik,Manajemen Sarana Prasarana, Manajemen Keuangan/Dana, Manajemen Lingkungan (Hubungan Sekolah dan Masyarakat) , Manajemen Layanan Khusus

8.                Kurikulum Pendidikan Inklusi

Dalam pembelajaran inklusi, model kurikulum bagi siswa berkebutuhan khusus dikelompokkan menjadi empat, yaitu: Duplikasi kurikulum, Modifikasi kurikulum, Substitusi kurikulum, dan Omisi kurikulum


 

9.                Model-model Pendidikan Inklusi

Mudjito (2012: 32) mengelompokkan kelas inklusi dalam proses pembelajaran sebagai berikut: Kelas reguler penuh dan Kelas khusus di sekolah regular. Vaughn, Bos & Schumn dalam Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (2008: 6-10), penempatan siswa berkelainan/berkebutuhan pendidikan khusus di sekolah inklusi di Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai model, yaitu: Kelas reguler “full inclusion”, Kelas reguler dengan  cluster, Kelas reguler dengan pull out, Kelas reguler dengan cluster dan pull out, Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian dan Kelas khusus penuh

10.          Konsep Kebijakan Pendidikan Inklusi

Pemerintah Indonesia telah membuat beberapa kebijakan  tentang  pendidikan  inklusi,  salah satu di antaranya yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi.

11.          Pendidikan Inklusi di Bali

 

a.               SD No 11 Jimbaran

Pembelajaran inklusi di SD No. 11 Jimbaran menggunakan kurikulum sekolah  reguler  umum yang dimodifikasi sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan ABK. Proses penerimaan ABK tidak jauh berbeda dengan penerimaan siswa reguler yang mana dilakukan sebelum pelaksaan penerimaan peserta didik baru. Perbedaan penerimaan siswa ABK di sekolah inklusi terletak pada observasi yang dilakukan berkaitan dengan kemampuan anak dalam emosi, sosial,perilaku, dan kognitif. Sekolah telah memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang cukup. Sarana khusus berupa alat terapi motorik bagi siswa ABK serta fasilitas seperti kursi roda yang memudahkan akses untuk ABK.


Komentar